Selasa, 07 Mei 2013

Setiap Kata Memiliki Lamunan


Larutan Makna.
                Sore hari berlalu begitu cepatnya, seolah matahari enggan lagi menonggakkan sinarnya keseluruh penjuru negeri ini. Tepat seperti kabur dari singgasananya. Dia masih terduduk disuguhi secangkir kopi disekitar pelabuhan tanpa dermaga, turut duduk angin dan air disebelahnya, dia adalah sang penghayal yang selalu berteman kepada kerinduan.
                Tanpa sadar kopi itu ikut merubah langit yang mulai gelap tanpa bintang dan hanya ada bulan yang tersenyum kepada dirinya, dia masih tertegun dan terperanjat dalam dentuman semilir angin yang enggan pergi dari sisinya. Dengan jemari nya, kemudian ditenggaknya lah kopi tadi, sambil berpikir dalam nada dan sambil berpikir dalam larut. Gumam nya dalam hati seakan panjatan doa hikmat kepada Kuasa bumi. Oh Gusti kenapa hari ini berganti begitu cepat, sedangkan aku masih terbujur menikmati permainya air yang dari tadi memanggilku dengan ombak ombaknya? Sungguh Besar Ke-agungan Mu.
                Sesosok pria ini bergumam dengan gagahnya namun tetap saja ia melewatkan waktunya sambil berlarut dalam kegelisahan dan kenikmatan ketenangan yang dimiliki sekitarnya. Waktu berputar enggan kembali lagi, sayup sayup gemuruh angin mulai deras seperti bak hujan yang akan turun. Next………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar